Hewan yang tidak bergantung pada oksigen untuk bernafas dan bereproduksi telah ditemukan para ilmuwan di dasar Laut Mediterania.

Tiga jenis spesies yang panjangnya hanya satu millimeter, dan menyerupai ubur-ubur terbungkus cangkang itu telah ditemukan 2,2 mil (3,5 km) di bawah laut, sekitar 124 mil (200 km) lepas pantai Crete, pada suatu wilayah yang hampir tanpa oksigen.

Hewan-hewan itu diberi nama Loriciferans karena mereka dilapisi pelindung atau Lorica, yang telah ditemukan oleh tim pimpinan Roberto Danovaro dari Politekhnik Marche, Universitas Ancona, Italia.

Salah satu spesies tersebut telah dinamai Spinoloricus Cinzia, sesuai nama isteri Dr. Danovaro, sementara dua lainnya dikenal sebagai Rugiloricus dan Pliciloricus, belum dinamai secara resmi. (lebih…)


Spesies lintah baru ditemukan oleh tim internasional yang kemungkinan bisa hidup di hidung. Peneliti menyebut penghisap darah ini Tyrannobdella rex atau raja lintah tiran.

Peneliti mengatakan lintah ini dapat masuk ke lubang tubuh manusia atau hewan untuk melekatkan dirinya ke selaput lendir.

Makhluk ini pertama kali ditemukan tahun 2007 di Peru saat sebuah spesiemen jatuh dari hidung seorang gadis yang sedang mandi di sungai. Hewan tersebut hidup di bagian terpencil hulu Amazon dan memiliki kebiasaan yang sangat tidak menyenangkan karena mendiami manusia, ujar peneliti.

Studi ini juga mengungkapkan adanya kemungkinan hewan ini untuk tinggal di hidung. Peneliti mempublikasikan temuan mereka di jurnal ilmiah online PloS One. (lebih…)


Sebuah plaza bundar yang dibangun 5.500 tahun lalu telah ditemukan di Peru, dan para arkeolog yang terlibat dalam penggalian tealh menentukan bahwa tanggal karbon menunjukkan plaza itu merupakan salah satu bangunan tertua yang pernah ditemukan di Amerika. Satu tim ahli kekunoan Peru dan Jerman menemukan plaza itu, yang tersembunyi di bawah potongan lain arsitektur di reruntuhan yang dikenal sebagai Sechin Bajo, di Casma, 370 Km di utara Lima, ibukota Peru.

“Itu merupakan penemuan yang mengesankan, masyarakat ilmuwan dan arkeologi sangat senang,” kata Cesar Perez, ilmuwan di Institut Kebudayaan Nasioal Peru yang mengawasi proyek tersebut. “Ini dapat mendesain kembali sejarah negara ini.” Sebelum penemuan di Sechin Bajo, pakar arkeologi menganggap benteng kuno Caral Peru adalah salah satu dari yang tertua di belahan bumi Barat, umurnya sekitar 5.000 tahun.

(lebih…)


Cangkan alami: Yang disebut kaki bersisik-gastropod memiliki tiga lapis cangkang unik yang mungkin mengandung wawasan prinsip-prinsip desain mekanik masa depan.

Jauh di dalam kawasan lubang hidrotermal Kairei India, 2,5 mil di bawah pusat Samudera Hindia, para ilmuwan telah menemukan moluska gastropod yang cangkangnya berlapis dengan materi-materi pelindung seperti yang terdapat pada badan pesawat dan peralatan-peralatan olahraga.

Para peneliti di National Science Foundation mendukung Penelitian Ilmiah Material dan Pusat Teknik di Institute Teknologi Massachusetts yang sedang mempelajari sifat mekanik dan keadaan fisik moluska ini. Sebuah laporan, “Mekanisme perlindungan besi berlapis baja dari lubang laut hidrotermal dalam gastropod,” yang terbit minggu lalu dalam laporan Akademi Ilmiah Nasional.

Yang disebut kaki bersisik-gastropod memiliki cangkang tiga lapis unik yang mengandung wawasan prinsip-prinsip desain mekanik masa depan. Spesifiknya, merupakan lapisan berkalsium tinggi dan tengahnya adalah lapisan tebal organik. Itu merupakan lapisan luar yang luar biasa mengandung butiran besi sulfida yang menarik peneliti.

Kawasan ventilasi Kairei India adalah serangkaian guratan dalam di permukaan planet sepanjang rantai pegunungan vulkanis di bawah Samudera Hindia. Di sana, para peneliti ekspedisi menemukan sebuah siput yang tidak pernah dilihat sebelumnya pada tahun 1999. (lebih…)


(lebih…)


Apakah ada sesuatu yang menarik selain Halelujah Mountain di film Avatar ? Ya, naga terbang berwarna merah yang disebut Toruk. Jika Halelujah Mountain terinspirasi dari sebuah gunung di Cina, maka mungkinkah naga merah terbang di film itu terinspirasi dari seekor hewan yang bisa ditemukan di Indonesia ?

Toruk – naga merah terbang di film “Avatar”

Naga merah terbang atau Toruk terbukti menjadi kunci bagi Jake untuk menaklukkan hati suku Na’vi. Memang, makhluk terbang berbentuk seperti itu tidak pernah kita jumpai di dunia ini. Namun, bagaimana dengan makhluk yang berukuran jauh lebih kecil, merayap dan suka berlompatan kesana-kemari ? (lebih…)


Ular raksasa yang muncul di Sungai Mahakam Kampung Long Tuyoq, Kecamatan Long Pahangai.

MASYARAKAT Kutai Barat (Kubar), khususnya warga Mahakam Ulu digemparkan kemunculan sepasang ular raksasa sebesar drum atau berdiameter sekitar 60 sentimeter, dengan panjang sekitar 40 meter. Ular raksasa itu terlihat meliuk di permukaan air di Riam Haloq, Kampung Long Tuyoq, Kecamatan Long Pahangai.

Ular raksasa yang melintas di sungai ini diyakini masyarakat Suku Dayak sebagai naga. Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun, sebenarnya peristiwa kemunculan “naga” terjadi pada Jumat (29/1) pekan lalu.

Saat itu sebuah longboat berangkat dari Long Bagun menuju Long Pahangai. Longboat tiba siang hari di Kampung Long Tuyuq, hulunya Riam Haloq. Saat itulah motoris dan penumpang longboat melihat sepasang ular raksasa melintas di permukaan Sungai Mahakam dari arah berlawanan.

Begitu mengetahui sepasang “naga” lewat, motoris langsung menepikan longboat ke tepi sungai karena khawatir menjadi korban. “Ternyata kedua naga itu berjalan terus dan tidak merasa terganggu dengan kehadiran longboat,” tutur Dodik, yang mendengar cerita dari keluarganya di Mahakam Ulu.  (lebih…)


Tampaknya siput laut ini makhluk pertama yang tubuhnya setengah flora setengah fauna. Pasalnya siput yang baru ditemukan ini bisa menghasilkan pigmen klorofil seperti layaknya tumbuh-tumbuhan. Para ilmuwan memperkirakan siput cerdik ini mencuri gen dari alga yang mereka makan sehingga bisa menghasilkan klorofil. Dengan gen curian itu mereka bisa berfotosintesis, yaitu proses tumbuhan untuk mengubah cahaya matahari menjadi energi.

“Hewan ini bisa membuat molekul berisi energi tanpa makan apa-apa,” kata Sydney Pierce, pakar biologi dari Universitas South Florida di Tampa. Pierce telah mempelajari mahluk unik ini, yang telah resmi dinamakan Elysia chlorotica, selama 20 tahun.

Ia mengajukan temuan terbarunya pada tanggal 7 Januari 2010, pada pertemuan tahunan Komunitas Integratif dan Perbandingan Biologi di Seattle. Temuan ini dilaporkan pertama kali oleh jurnal Science. “Ini pertamakalinya hewan multiselular bisa menghasilkan klorofil,” tutur Pierce.

(lebih…)


Peneliti membuat kemajuan luar biasa yang mampu membawa manusia lebih dekat untuk membangkitkan spesies langka yang telah punah.

Rambut mammoth akan digunakan menjadi sumber DNA yang akan dijadikan untuk membuat kloning hewan besar purba itu.

Menyangkut DNA, ilmuwan mengetahui jika makhluk hidup yang telah punah seperti mammoth dan mastodon adalah tidak lebih daripada urutan empat huruf A, C, T dan G yang membuat cetak biru genetika atau kode kehidupan.

Kode untuk hewan yang sudah punah diperkirakan telah hilang juga bersama dengan terkuburnya hewan-hewan tersebut. Namun mesin di laboratorium DNA Smithsonian mulai mengerjakan hal-hal yang tidak mungkin terjadi.

“Studi DNA mampu menembus waktu 20 tahun lalu atau kurang. Ide bahwa DNA dari makhluk hidup yang telah punah dapat diciptakan ulang dari tulang fosil mempelajari sesuatu lebih jauh lagi,” kata profesor biologi molekuler dan genetika di Universitas Wisconsin Sean Carrol.
Spesimen tua yang telah terkubur jauh dalam museum sejarah alam seperti Smithsonian tiba-tiba menjadi penemuan potensial bagi informasi genetika. (lebih…)


Setiap tahun, penduduk Thailand berkumpul di sepanjang sungai Mekong di propinsi Nong Khai untuk menyaksikan sebuah fenomena misterius berupa naiknya bola-bola cahaya misterius dari permukaan sungai. Para penduduk lokal menyebutnya Bung fai paya nak atau bola-bola api naga.

Pada malam, tanggal 4 Oktober 2009 kemarin, para penduduk dan turis berdiri berjejer di pinggir sungai Mekong di propinsi Nong Khai. Mereka sedang menunggu fenomena yang disebut bola api naga.

Tidak berapa lama kemudian, dari permukaan sungai, puluhan bola-bola cahaya berwarna merah jambu menyembur dengan indah seperti sebuah orkestra yang dipimpin oleh seorang konduktor. Semua mulai bersorak kegirangan dan bertepuk tangan dengan keras.

Bola-bola cahaya tersebut menggantung di udara selama beberapa saat sebelum kemudian lenyap dalam kegelapan malam. Beberapa menit kemudian, peristiwa serupa kembali terjadi. Bola-bola api lainnya kembali terbang dari permukaan sungai yang kembali diiringi dengan teriakan sukacita.

(lebih…)